Jumat, 07 Mei 2010

AADC: Ada Apa Dengan Cibalandongan....



Cilabalandongan, Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi

Teringat masa kenangan turun lapang mata kuliah gabungan Ekologi Manusia, Perubahan Sosial, serta Gender dan Pembangunan bersama teman-teman yang 'aneh-aneh' hehe....kangen cuy!!! Pengalaman yang seru...

Awalnya cukup pusing juga melihat/menggali relaitas kehidupan masyarakat adat cibalandongan dengan menggabungkan tiga perspektif berdasarkan tiga mata kuliah di atas dengan tema sentral ketahanan pangan.

Berbagai konsep yang kami fahami dari mata kuliah yang dipelajari coba kami kembangkan berdasarkan apa yang kami lihat di lapangan...

Masyarakat cibalandongan memilik dasar-dasar pengembangan pertanian berdasarkan keyakinan terhadap Ibu Bumi, Bapak Langit, dan Tanah Ratu. Ibu bumi mengandung arti bahwa semua tanaman tumbuh di bumi, manusiapun tinggal di bumi. Adapun, Bapak Langit mengandung arti bahwa tanaman tidak akan tumbuh kecuali di dukung oleh sinar matahari dan hujan yang turun dari langit. sementara itu, Tanah Ratu mengandung pengertian menjunjung adat di manapun mereka berada. Dengan dasar-dasar pengembangan pertanian tersebut masayarakat adat cibalandongan hanya melakukan masa tanam padi satu kali dalam satu tahun layaknya seorang ibu yang melahirkan tak bisa lebih banyak dari 1x dalam satu tahun. Pengaruh lainnya yang muncul dari filosofi ibu bumi adalah adanya keseimbangan ekologi yang cukup terjaga karena jika ada yang merusak bumi dianggap merusak negara, jika ada yang menyia-nyiakan bumi berarti menyia-nyiakan seorang ibu dan bagi masyarakat adat cibalandongan bersyukur kepada bumi adalah bersyukur pada Allah sehingga masyarakat adat rutin melakukan upacara adat 'seren taun'

Selain itu mereka juga memilik sistem 'leuit' (tempat penyimpanan padi) yang cukup aman sehingga aman juga untuk ketahanan pangan mereka bahkan bisa dibilang sudah menunjukan adanya kedaulatan pangan. Padi yang disimpan di leuit bisa tahan bertahun-tahun dan masyarakat adat jarang yang mau menjual padi dari hasil panen mereka. Gak tahu deh sekarang sudah seperti apa ya...apakah masih seperti dulu waktu kami berkunjung kesana?
Dulu modernisasi yang terjadi di Desa Cibalandongan masih dalam tahap alat (tahapan modernisasi berdasarkan Selo Sumarjan). Kalo sekarang bagaimana ya??....

Semoga masyarakat disana semakin berdaya, terutama berdaya dari segi aqidah. Semoga bisa berkesempatan lagi ke sana untuk sekedar saling berbagi kebaikan.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar