Jumat, 07 Mei 2010

Teknik Menghafal Al-Qur'an

Sekedar berbagai tips yang didapatkan dari berbagai sumber,
Semoga bermanfaat.

Dalam salah satu pertemuan ‘ Ulumul Qur’an seorang al ustadz membakar semangat audience untuk menghafal qur’an, beliau memotivasi audience dengan mengatakan:
“Niatkan untuk menghafal Al Qur’an karena niat orang-orang yang beriman lebih baik dari amalannya, ketika kita berniat dengan sungguh-sungguh menghafal Alqur’an kemudian maut menjemput maka para malaikat akan mendampingi kita untuk menghafal Al Qur’an di alam kubur sampai hafal” subhanallah…Luar Biasa.

Al Ustadz tersebut pun berbagi salah satu teknik menghafal Al Qur’an yang disertai dengan pemahaman terhadap artinya, yakni ‘Teknik 20’, caranya adalah:
5 kali dibacakan satu persatu kata dan arti dari ayat yang akan dihafalkan dengan disertai body language
5 kali mengulang membaca kata tersebut dengan tutup-buka alqur’an
5 kali diucapkan dan berusaha dihafalkan dengan menutup alqur’an
5 kali diucapkan (penguatan hafalan) tanpa sama sekali melirik pada Alqur’an

Anis matta mengatakan dalam salah satu bukunya bahwa dalam menghafal Al Qur’an haruslah menggunakan akal dan otak. Akal berbeda dengan otak, Akal merupakan kemampuan menangkap informasi (berfikir) sehingga dengan mengetahui dan memahami arti ayat yang dibaca memudahkan kita dalam menghafalnya. Sementara otak merupakan kemampuan untuk mengingat-ingat (fungsi memory) yang didalamnya hafalan qur’an kita disimpan

Seorang Al Hafidz berbagai tips menghafal Al-Qur’an, berikut pesan singkat namun sarat makna yang disampaikan beliau :
1. You must make Al-qur’an as your best friend
2. The best time for memorizing is before and after subuh
3. Repair your reading before u memorize it
4. Keep your memory by replaying b4 u sleep
5. Use your memory for Qiyamullail
6. Keep far away from sins


Lantas bagaiamana cara menjaganya?
Ada seorang hafidz yang menjaga hafalan alqur’annya dengan cara memuroja’ah 5 juz hafalan Qur’annya setiap hari. ½ Juz diulang setiap sebelum dan setelah salat 5 waktu, cukup efektif bukan?…tak menyita waktu yang konon ini selalu menjadi asalan mengapa kita sulit menghafal atau menjaga hafalan Al-Qur’an…kesibukan.

Saudara-saudaraku yang sedang membaca tulisan ini…
Secanggih apapaun teknik kita dalam menghafalkan Al-Qur’an yang penting adalah istimroriah..sulit sekali ya untuk bisa konsisten menghafal..kadang semangat menghafal itu naik, tapi terkadang malah kebanyakan surutnya..semoga Allah senantiasa memudahlan kita dalam kebaiakan menghafal Alqur’an, saling menyemangati dan berbagi yok….dan terus tingkatkan pemahaman...

AADC: Ada Apa Dengan Cibalandongan....



Cilabalandongan, Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi

Teringat masa kenangan turun lapang mata kuliah gabungan Ekologi Manusia, Perubahan Sosial, serta Gender dan Pembangunan bersama teman-teman yang 'aneh-aneh' hehe....kangen cuy!!! Pengalaman yang seru...

Awalnya cukup pusing juga melihat/menggali relaitas kehidupan masyarakat adat cibalandongan dengan menggabungkan tiga perspektif berdasarkan tiga mata kuliah di atas dengan tema sentral ketahanan pangan.

Berbagai konsep yang kami fahami dari mata kuliah yang dipelajari coba kami kembangkan berdasarkan apa yang kami lihat di lapangan...

Masyarakat cibalandongan memilik dasar-dasar pengembangan pertanian berdasarkan keyakinan terhadap Ibu Bumi, Bapak Langit, dan Tanah Ratu. Ibu bumi mengandung arti bahwa semua tanaman tumbuh di bumi, manusiapun tinggal di bumi. Adapun, Bapak Langit mengandung arti bahwa tanaman tidak akan tumbuh kecuali di dukung oleh sinar matahari dan hujan yang turun dari langit. sementara itu, Tanah Ratu mengandung pengertian menjunjung adat di manapun mereka berada. Dengan dasar-dasar pengembangan pertanian tersebut masayarakat adat cibalandongan hanya melakukan masa tanam padi satu kali dalam satu tahun layaknya seorang ibu yang melahirkan tak bisa lebih banyak dari 1x dalam satu tahun. Pengaruh lainnya yang muncul dari filosofi ibu bumi adalah adanya keseimbangan ekologi yang cukup terjaga karena jika ada yang merusak bumi dianggap merusak negara, jika ada yang menyia-nyiakan bumi berarti menyia-nyiakan seorang ibu dan bagi masyarakat adat cibalandongan bersyukur kepada bumi adalah bersyukur pada Allah sehingga masyarakat adat rutin melakukan upacara adat 'seren taun'

Selain itu mereka juga memilik sistem 'leuit' (tempat penyimpanan padi) yang cukup aman sehingga aman juga untuk ketahanan pangan mereka bahkan bisa dibilang sudah menunjukan adanya kedaulatan pangan. Padi yang disimpan di leuit bisa tahan bertahun-tahun dan masyarakat adat jarang yang mau menjual padi dari hasil panen mereka. Gak tahu deh sekarang sudah seperti apa ya...apakah masih seperti dulu waktu kami berkunjung kesana?
Dulu modernisasi yang terjadi di Desa Cibalandongan masih dalam tahap alat (tahapan modernisasi berdasarkan Selo Sumarjan). Kalo sekarang bagaimana ya??....

Semoga masyarakat disana semakin berdaya, terutama berdaya dari segi aqidah. Semoga bisa berkesempatan lagi ke sana untuk sekedar saling berbagi kebaikan.........